Rabu, 26 Maret 2008

The Best Decision

Dalam menentukan suatu keputusan kita diharapkan tidak hanya sebagai decision maker (pembuat keputusan) namun kita diharapkan mampu menemukan keputusan terbaik antara keputusan yang ada (The best Choice)।

Dalam suatu kasus penggajian pekerja, mengapa gaji pilot atau dokter lebih besar dibandingkan dengan kuli harian?mungkin jawaban paling sederhana adalah karena pilot atau dokter pendidikanya lebih tinggi daripada kuli harian. Namun kalo ditelusuri lebih dalam lagi ada unsur decision dalam hal ini.

Kuli lapangan bekerja jauh lebih banyak daripada para profesional tadi namun upah yang diberikan adalah sebaliknya.
Alasanya adalah para profesional seperti pilot dan dokter mengambil keputusan berkaitam dengan urusan hidup mati manusia. Profesional tadi memerlukan proses pembelajaran yang cukup lama dan diharapkan mampu mengambil keputusan terbauk dalam pekerjaanya.
Ketika pesawat ulang-alik Challenger diluncurkan pada 28 Januari 1986 di USA jutaan orang terpesona menyaksikan peluncuran itu। Keputusan peluncuran telah ditetapkan dan pesawat siap untuk diluncurkan। Setelah beberapa detik diluncurkan pesawat ulang-alik itu berubah menjadi setumpuk tanah dan tujuh awaknya तेवास.


Publik meyakini bahwa yang menyebabkan meledaknya pesawat itu adalah bocornya tangki oli, namun banyak juga yang berpendapat kalo hal itu disebabkan kegagalan dalam mengambil keputusan dan tidak berhasil dalam meminimalisir unsur kecerobohan. Bagaimana mungkin para pembuat keputusan dari agen ruang angkasa membuat keputusan ceroboh?

Keputuan besar akan menghasilkan resiko yang besar pula, namun kita ditantang untuk menemukan the best decision dari keputusan-keputusan yang ada.

Tidak ada komentar: